Rabu, 15 Oktober 2014

PERTANIAN DI INDONESIA

wah wah wah, sepertinya saya kudu harus nulis nih di blog baru, oke deh untuk tulisan pertama saya, akan tulis tentang kayak apa sih pertanian di Indonesia,
okeh, langsung saja. Seperti telah disebutkan, ada anggapan bahwa asal mula pertanian di dunia mulai di Asia Tenggara. Pada waktu ini, kita temui berbagai sistem yang berbeda baik tingkat efisiensi teknologinya maupun tanaman yang diusahakan: Sistem ladang, sistem tegal pekarangan, sistem sawah dan sistem perkebunan.  di Indonesia sendiri dikenal negara agraris (katanya) tapi yang saya heran kenapa Indonesia tidak bisa swasembada beras??? mau tahu jawabannya? tanyakan saja kepada rumput yang bergoyang, :D :D, yah seperti yang kita ketahui Petani Indonesia kebanyakan miskin kekurangan , miris memang, entah siapa yang salah.oke disini kita tidak akan membahas siapa yang salah, biarkan saja itu menjadi renungan para pejabat yang korup dan tamak akan harta dan kekuasaan. Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor - sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Berdasarkan data BPS tahun 2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total pendapatan domestik bruto.
Dikatakan, dalam kegiatan pascapanennya, pertanian padi melibatkan tidak kurang dari 200.000 pabrik penggilingan yang tersebar di seluruh Indonesia. Ironisnya, dari jumlah penduduk miskin Indonesia yang 28,07 juta, hampir separuhnya adalah mereka yang bekerja sebagai petani miskin (sekitar 13 juta orang).
Data BPS menyebutkan pada tahun 2004, ada 40, 61 juta orang berusia 15 tahun ke atas yang bekerja di sektor pertanian, sementara pada tahun 2013, angkanya menyusut menjadi 39,96 juta orang. Hal ini disinyalir karena dukungan infrastruktur pertanian seperti bendungan, irigasi, saluran pertanian primer sampai tersier bagi peningkatan produktivitas pertanian nasional masih sangat minim.
Ditambahkan, kerusakan saluran irigasi di berbagai wilayah kurang mendapat perhatian pemerintah, baik pusat maupun daerah. Rendahnya produktivitas pertanian kita memperlihatkan satu potret marjinalisasi pertanian dan petani Indonesia dalam kebijakan nasional dan daerah.
"Kesalahan-kesalahan kebijakan ini yang kemudian senantiasa menjadi pembenar untuk melakukan kebijakan impor pangan, terutama beras, jagung, kedelai dan daging,.jadi saya cuma bisa bilang, stop Impor , sejahterakan masyarakat Indonesia dengan pertanian, Stop pengalihfungsian lahan, jangan lupakan jasa petani, tak ada petani tak ada negara tak ada makanan tak ada kehidupan, jaya petani berantas korupsi berantas mafia pertanian.

semoga bermanfaat

KEARIFAN LOKAL DALAM PERTANIAN SANGAT PENTING


Dukungan terhadap petani kecil adalah kunci terciptanya revolusi pertanian baru yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Hal ini terungkap dari  Program Lingkungan PBB (UNEP) berjudul “Smallholders, Food Security and the Environment Report” yang diluncurkan , menjelang perayaan Hari Lingkungan Hidup Sedunia.
Dukungan dan keberpihakan terhadap petani kecil juga berperan penting dalam memerbaiki tata kelola dan produksi pangan yang berkelanjutan, sekaligus mendukung upaya menjaga sumber daya alam. Dukungan ini akan menjadi salah satu cara paling cepat untuk mengentaskan 1 miliar petani dari jurang kemiskinan sekaligus memasok kebutuhan penduduk yang jumlahnya terus bertambah.
Mayoritas dari 1,4 miliar masyarakat yang hidup dengan pendapatan di bawah $1,25 per hari hidup di pedesaan dan mengandalkan pendapatan mereka dari industri pertanian. Mereka yang terlibat menggarap lahan pertanian skala kecil, jumlahnya mencapai 2,5 miliar orang.
Para petani kecil ini menguasai sekitar 500 juta lahan pertanian dan menyediakan lebih dari 80% makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat di negara berkembang, terutama di Asia Selatan dan Sub-Sahara Afrika. Mereka adalah kunci ketahanan pangan dan upaya pengetasan kemiskinan.
Penelitian sebelumnya menunjukkan, peningkatan Produk Domestik Bruto per kapita di sektor pertanian sebesar 1% akan mampu mengurangi kesenjangan akibat kemiskinan lima kali lipat lebih besar dibanding peningkatan di sektor-sektor lain dengan skala yang sama. Hal ini terutama terjadi di kalangan penduduk yang sangat miskin. Penelitian lain mengungkapkan, setiap 10% kenaikan hasil pertanian, angka kemiskinan di Afrika akan berkurang sebesar 7% sementara angka kemiskinan di Asia akan berkurang lebih dari 5%.
Namun, kerusakan lahan dan berkurangnya investasi di sektor pertanian, meningkatkan marginalisasi ekonomi dan pembangunan di sektor ini. Hal ini yang menjadikan banyak petani kecil semakin terpuruk.
Praktik pertanian yang ada saat ini, mengancam fondasi ekologis sistem pangan dunia. Hal ini akibat eksploitasi sumber daya alam dan merebaknya polusi di industri pertanian. Kualitas lingkungan terus menurun mengurangi kapasitas ekosistem untuk menghasilkan panen yang cukup sehingga mengancam ketahanan pangan dan pengentasan kemiskinan.
Solusinya tidak lain adalah kembali ke sistem pertanian yang berkelanjutan yang mampu menjaga sumber daya alam dan mendukung pembangunan di pedesaan. “Para petani kecil memiliki pengalaman dan kearifan lokal yang mampu memberikan solusi praktis menuju sistem pengelolaan pertanian yang berkelanjutan,” ujar Elwyn Grainger Jones, Direktur Environment and Climate Division dari IFAD. “Untuk itu dukungan kepada para petani kecil penting untuk menjadikan mereka ujung tombak transformasi pertanian.”
Kearifan lokal sangat dibutuhkan oleh para petani, terutama petani kecil, pemerintah harusnya lebih mensosialisasikan lagi tentang pentingnya kearifan lokal di Indonesia. Petani sejahtera, Masyarakat bahagia.
Itulah yang seharusnya kata kata dikatakan pemerintah dalam menangani prihatinnya pertanian di Indonesia.

contoh kearifan lokal di Brebes
 Masyarakat Bumiayu tentunya sudah tidak asing lagi dengan istilah “Wagean”, ya sebuah aktifitas jual beli masyarakat Bumiayu yang mengacu pada penanggalan Jawa atau kalender Jawa. Sebagaimana kita tahu bahwa kalender Jawa merupakan perpaduan antara budaya Islam dan budaya Hindu-Budha. Dan dalam sistem kalender Jawa, siklus hari yang di pakai ada dua yaitu siklus mingguan yang terdiri dari 7 hari dan siklus pekan Pancawara yang terdiri dari 5 hari pasaran. Sistem yang di pakai untuk hari pasaran adalah menggunakan siklus pekan Pancawara yang terdiri dari hari-hari seperti Legi, Pahing, pon, Wage dan Kliwon. Jadi Pasar Wage sebuah aktifitas pasar yang berdasarkan penanggalan Jawa, di mana masyarakat Bumiayu dan sekitarnya yang memperjualbelikan barang-barang dagangan. Sebenarnya konsep dari wagean sendiri pada awalnya adalah sebuah wadah untuk memperjualbelikan hewan ternak seperti sapi, kerbau, dan kambing. Secara historis memang mengacu pada penanggalan Jawa, dimana penanggalan Jawa selalu mempertimbangkan pada hari baik atau keberuntungan melalui Primbon.
Tradisi masyarakat Jawa selalu berpegang pada aturan atau panduan yaitu berupa Primbon. Di mana pengertian Primbon menurut Franz Magnis Suseno, adalah buku-buku di mana dicatat saat-saat, tempat-tempat dan syarat-syarat lain yang tepat untuk segala macam usaha. Jadi dalam segala sesuatunya masyarakat Jawa selalu memepertimbangkan keseimbangan dalam kehidupan. Hal itu mencakup keseimbangan dengan alam, dunia lain dan kekuatan kosmis. Oleh karena itu manusia (masyarakat Jawa) tidak boleh bertindak gegabah seakan-akan masalahnya terbatas pada dimensi sosial dan ilmiah. Termasuk dalam pemilihan tempat jual beli, pemilihan hari, pemberian nama, pekerjaan dan lainnya masyarakat Jawa mempertimbangkan kesatuan dan keserasian.
Dalam hal pemilihan tempat misalnya menjadi penting dengan alasan keselamatan. Menurut Franz Magnis Susuno, bahwa dalam rangka pandangan Dunia Jawa, manusia tentu berkepentingan agar setiap orang menempati tempatnya yang tepat. Di tingkat masyarakat, tanda yang paling jelas bahwa setiap pihak berada pada tempat kosmisnya yang tepat adalah keselarasan sosial. Dari semua pertimbangan di atas maka tidak salah pemilihan tempat jual beli seperti pasar, memerhatikan aturan yang ada seperti yang di anut masyarakat Jawa. Kenapa hari pasaran Wage berada di Bumiayu, tentunya berdasarkan pertimbangan Primbon dan kalender Jawa serta menurut pendapat para sesepuh.

Selasa, 14 Oktober 2014

MY PROFILE

                                                          MY PROFILE
Siapa disanaaaaaaa??????? siapa disini??? siapa yang punya blog???? saya lah  :D
blog pertama sejak masuk pertama kuliah, dulu sih udah buat, tapi males ngelolanya yah jadi buat lagi karena tuntutan alam :D. postingan pertama ya perkenalan dulu aja deh ya, nama saya Sunardi, panggil saja saya bunga, haha , enggak becanda, biasa dipanggil Ardi, nama tua yang punya makna, kata orang tua saya sih arti dari nama Sunardi berasal dari Su itu baik, Nar itu  Nur dan Di itu artinya dari jadi, jadi kalau diartikan kata Sunardi itu cahaya menjadi baik, :D aamiin semoga aja jadi orang baik dan berbakti kepada nusa dan bangsa serta menghantarkan berbakti membahagiakan orang tua, aamiin, 
saya tinggal di Brebes di sebuah desa kecil perbatasan antara kuningan dengan cirebon, jadi bahasa yang saya gunakan ya bahasa sunda, walaupun sebagian besar Brebes berbahasa Jawa, entah saking dekatnya dengan jawa barat mungkin bahasa saya kebawa bawa sunda. :D kini, saya lagi kuliah di Universitas Muhammadyah Yogyakarta, jurusan Agribisnis (PERTANIAN), sungguh kontras emang, dulu cita cita ku jadi pemrogram komputer yang handal, tapi tak apalah, toh orang sukses bukan cuma pemrogram komputer saja, saya lahir pada tanggal 7 Desember 1994, dikelas paling tua (kayaknya) tapi, muka masih imut imut kok :D ini terbukti kalau ada orang nanya alamat mereka sering memanggil "DEK" , kebukti kan bahwa saya masih kayak adek adek anak SD, sebenarnya saya lulusan Tahun 2013 waktu SMA, tapi saya berheni dahulu 1 tahun gak ngelanjutin, kenapa?? cie yang kepo :D saya berhenti 1 tahun pengen ngerasain dunia kerja setelah lulus SMA, Gimana rasanya? cie yang nanya terus, untuk keterangan lebih lanjut bisa hubungi dokter pribadi anda , (apa hubungannya ya ) haha, pokonya silahkan hubungi no hp saya.
ga terlalu banyak apa yang saya ceritakan , karena waktu sudah mendekati waktu habis, malum internet gratisss :D
jika kalian pengen tau lebih detail tentang saya, bisa hubungin no 085741172273, 
oke, Wasalam